Baju Betabur, Pakaian Pernikahan Tradisional Mukomuko

Penulis : Muhammad Arif Dwi Putra (E1D021071)


PENDAHULUAN

Pakaian adat, (juga pakaian rakyat, busana daerah, busana nasional, atau pakaian tradisional) adalah kostum yang mengekspresikan identitas, yang biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah. Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama.

Busana pengantin yaitu busana yang digunakan pada saat hari pernikahan dan diharapkan menjadi busana istimewa yang hanya dipakai sekali seumur hidup dalam pernikahan.

Di Indonesia setiap daerahnya memiliki busana pengantin yang berbeda-beda salah satunya di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Di artikel ini akan menjelaskan mengenai pakaian atau busana pengantin yang digunakan di Daerah Mukomuko yang dikenal dengan nama Baju Betabur.


METODE PENELITIAN

Pada artikel ini menggunakan sumber dari data-data yang diperoleh penulis dari beberapa masyarakat yang berasal dari daerah Mukomuko, dan juga sumber-sumber lainnnya salah satunya internet. Kemudian penulis menyusun artikel dengan menggunakan bahasa penulis sendiri supaya mudah di pahami.


PEMBAHASAN

Baju betabur merupakan busana pengantin tradisional yang digunakan pada saat upacara perkawinan di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Ciri khas pada busana pengantin tradisional ini pada hiasan kepalanya menggunakan destar pada pengantin laki-laki, singal pada pengantin perempuan dan memakai kilek burung.

1. Desain baju pengantin tradisional Mukomuko

  • Model baju pengantin tradisional Mukomuko

Model baju pengantin tradisional Mukomuko pengantin perempuannya memakai baju betabur dan rok songket, sedangkan pengantin laki-lakinya memakai baju betabur, celana dan kain songket.

  • Bahan baju pengantin tradisional Mukomuko

Bahan yang digunakan untuk busana pengantin di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu pada saat upacara perkawinan menggunakan bahan bludru dan songket.

  • Warna baju pengantin tradisional Mukomuko

Warna pakaian pengantin di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu memakai warna merah.

  • Hiasan baju pengantin tradisional Mukomuko

Baju pengantin tradisional Mukomuko memiliki hiasan manik-manik tabur yang berbentuk bunga mata hari. Memakai lengan licin atau suai yaitu lengan yang yang tanpa kerutan dari atas smpai bawah. Pada bagian bawah baju, lengan dan celana yang dihiasi dengan renda.

2. Pelengkap busana pengantin tradisional Mukomuko

Pelengkap busana pengantin tradisional Mukomuko pada pengantin perempuan yaitu pada bagian kepala memakai singal, peding, ampaian bahu dan slop, kalung, gelang, anting. Pengantin laki-laki pada bagian kepala memakai destar, peding, dan sandal.

3. Cara pemakaian busana pengantin Mukomuko

Cara memakai baju pengantin perempuan dimulai dari memakai kain songket, baju betabur, ampaian bahu, peding, singal, tusuk kondenya, anting, gelang dan yang terakhir pasangkan sandal. Sedeangkan pengantin laki-laki dimulai dari memakai celana, kain songket, baju betabur, kilek- kilek burung, kalung, detar, gonjai, tusuk konde dan terakhir memakai sandal.

4. Makna filosofi busana pengantin Mukomuko

Makna-makna yang terdapat pada busana pengantin perempuan juga baju kebesaran (baju betabur) yang dipakai pengantin tradisional perempuan Mukomuko melambangkan anak gadis yang memakai baju betabur tersebut sudah pantas untuk berumah tangga, baik dari segi fisik maupun mental. Songket benang emas melambangkan kejujuran dan keanggunan seorang istri artinya seorang istri harus memiliki sifat jujur kepada suami.

Makna filisofi yang terdapat pada busana laki-laki baju kebesaran (baju betabur) melambangkan ketinggian peranan suami dalam rumah tangga, sedangkan celana melambangkan kegagahan dan keberanian suami dalam mempertanggung jawab rumah tangga. Songket benang emas melambangkan kesoponan dalam tingkah laku yang baik dalam rumah tangga.


PENUTUP

A. Kesimpulan

Baju pengantin tradisional Mukomuko biasanya digunakan oleh pengantin pria dan wanita pada saat melaksanakan upacara perkawinan yang terdiri dari pakaian pokok dan pelengkap busana. Pakaian pokok pengantin laki-laki yaitu baju betabur, songket dan celana. Namun kini terjadi beberapa perubahan pada busana pengantin tersebut, yang mana dulunya celana berwarna hijau dengan panjang celana sampai betis (celana yangkee) namun sekarang celana pengantin pria tersebut berwarna merah dengan panjang celana sampai mata kaki (celana pantalon). Begitu juga dengan pelengkap busana pengantin laki-laki yaitu hiasan kepala (destar) yang dulunya warna merah sekarang ada yang memakai warna kuning.


B. Saran

Keragaman budaya merupakan salah satu bentuk warisan dan kekayaan dari negara Indonesia ini. Salah satunya pakaian tradisional untuk mempertahankan kekayaan tersebut perlunya upaya pelestarian budaya yang ada agar budaya yang ada tidak mudah luntur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takbir Keliling Malam Lebaran di Lempuing, Kota Bengkulu

Kegiatan Beradat Kaum Masyarakat Desa Pernyah Kabupaten Mukomuko

Tradisi PANTAUAN (Adat Pasemah) di Desa Lubuk Tabun, Kec. Tanjung Sakti Pumi, Kab.LAHAT