Takbir Keliling Malam Lebaran di Lempuing, Kota Bengkulu

 Penulis : Dwi Putri Anggraini (E1D021011)

 

Masyarakat Lempuing Melakukan Takbir Keliling dan Pawai Obor


Pendahuluan

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015:7). Identitas dan kepribadian tersebut tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergeseran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.

Pada artikel ini akan menjelaskan mengenai sebuah kearifan lokal di Kota Bengkulu tepatnya di daerah Lempuing. Dimana kearifan lokal di daerah tersebut mengenai tradisi yang diakan tiap tahunnya pada saat menjelang lebaran, yaitu pada malam lebaran atau biasa yang disebut dengan Takbir Keliling.

 

Metode Penulisan

Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode penulisan yaitu studi pustaka, yang mana bersumber dari publikasi di internet, hasil penelitian, dan buku ataupun literatur lainnya. Sumber lain yang diambil yaitu dari cerita masyarakat sekitar, yaitu masyarakat Lempuing. Penulisan artikel ini dibuat berdasarkan fakta dan disertai dengan adanya dokumentasi yang dilakukan langsung oleh penulis.


Pembahasan

Tradisi malam takbiran marak dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia menjelang hari raya Idul Fitri tepatnya pada malam 1 Syawal. Umat islam akan beramai-ramai mengumandangkan takbir secara serentak dengan semangat yang membara. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk merayakan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh lamanya.

Tak jauh berbeda dengan Muslim di Indonesia lainnya, masyarakat Lempuing yang berada di Kota Bengkulu juga melakukan hal serupa yaitu malam takbiran. Malam takbiran atau takbir keliling yang dilakukan oleh masyarakat Lempuing diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan anak-anak sampai dengan orang dewasa. Biasanya, takbir keliling dilakukan setelah selesainya sholat isya yang dilaksanakan secara berjamaah dimasjid. Pemuda-pemudi yang turut dalam takbir keliling melakukan persiapan seperti menyiapkan kendaraan mobil pick up untuk meletakkan alat kesenian daerah atau yang sering disebut dol yang akan ditabuh pada saat takbir keliling serta biasanya pemuda-pemudi juga menyiapkan obor untuk memeriahkan acara takbir keliling tersebut. Anak-anak di lingkungan tersebut sangat antusias dengan diadakannya takbir keliling sehingga mereka biasanya akan membawa obor masing-masing.

Lalu setelah semua persiapan sudah selesai disiapkan, maka para pemuda-pemudi akan melakukan pawai keliling yang biasanya mengelilingi beberapa rt yang ada di daerah tersebut. Mereka melakukan takbir keliling dengan membawa obor yang telah dinyalakan dan para pemuda biasanya berada diatas mobil pick up yang telah disiapkan beberapa dol untuk ditabuh pada saat mereka mengumandangkan takbir. Mereka mengelilingi beberapa rt dengan membawa obor dan mengumandangkan takbir secara bersamaan dengan semangat yang membara, sehingga biasanya kegiatan tersebut ditonton oleh banyak orang yang sedang melintasi jalan dan para warga yang keluar rumah untuk melihat takbir keliling. Disela-sela para pemuda-pemudi dan anak-anak mengumandangkan takbir, mereka juga menyalakan kembang api agar suasana takbir keliling lebih meriah. Setelah mengelilingi beberapa rt, dan jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, maka kegiatan tersebut selesai. Dan para pemuda-pemudi serta anak-anak diperbolehkan untuk pulang kerumah masing-masing.


Penutup

Kesimpulan

Pada artikel yang membahas kearifan lokal masyarakat Lempuing di Kota Bengkulu yang melakukan kegiatan malam takbiran atau takbir keliling merupakan suatu kearifan lokal yang ada di daerah Lempuing, Kota Bengkulu. Dimana masyarakat di daerah tersebut memiliki suatu cara yang dilakukan tiap tahunnya untuk menjelang hari raya Idul Fitri.

Perkumpulan masyarakat Lempuing masih sangat kental dan masih mengutamakan kebersamaan. Kegiatan takbir keliling sendiri juga mempunyai banyak sekali sisi positif yang akan didapatkan oleh masyarakat sekitar seperti terjalinnya tali silaturahmi. mempererat tali persaudaraan, menciptakan suasana yang harmonis, membangkitkan semangat kemenangan, serta terciptanya suasana yang melambangkan sila ketiga Pancasila yaitu persatuan, dimana masyarakat Lempuing bersatu bersama-sama dalam melakukan kegiatan takbir keliling.

Saran

Saran penulis terhadap kegiatan takbir keliling yang dilaksanakan pada malam lebaran tiap tahunnya adalah sebuah tradisi atau sebuah kearifan lokal yang harus selalu dijaga dan dilestarikan turun temurun agar kegiatan tersebut tidak berhenti yang akan hanya menjadikan kenangan bagi masyarakat sekitar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan Beradat Kaum Masyarakat Desa Pernyah Kabupaten Mukomuko

Tradisi PANTAUAN (Adat Pasemah) di Desa Lubuk Tabun, Kec. Tanjung Sakti Pumi, Kab.LAHAT