Tradisi Lemang Tapai Malam Kamisan di Kabupaten Bengkulu Selatan

Penulis : Chenny Amaixe Lupita (E1D021015)




Pendahuluan

Indonesia memiliki keberagaman adat istiadat dan budaya. Keberagaman ini merupakan salah satu bentuk dari kearifan lokal yang mana kearifal lokal ini tidak terlepas dari masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya pula diturunkan dari generasi ke generasi atau dikenal dengan turun-temurun. Salah satunya adalah tradisi, tradisi merupakan kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Tradisi dapat di artikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu.

Pada artikel ini penulis akan membahas salah satu bentuk tradisi unik, yaitu tradisi lemang tapai yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Tradisi ini biasanya diadakan pada malam kami atau rabu malam dan dijadikan masyarakat sebagai ajang untuk mencari jodoh. Lemang tapai ini merupakan tradisi yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diturunkan dari generasi ke generasi. 


Metode Penulisan

            Dalam penulisan artikel ini disusun dengan menggunakan kata-kata dari penulis yang merupakan hasil kesimpulan dari berbagai informasi baik dari narasumber maupun berbagai sumber-sumber lainnya. Narasumber dalam penyusunan artikel ini berasal dari daerah yang melaksanakan tradisi lemang tapai yakni masyarakat Suku Serawai. Serta sumber-sumber yang digunakan baik dari sumber internet maupun sumber lainnya.


Pembahasan

Bengkulu Selatan yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang didiami oleh Suku Serawai ini memiliki banyak kearifan lokal salah satunya adalah tradisinya. Tradisi yang terkenal dimasyarakat baik di daerah maupun luar daerah adalah tradisi lemang tapai.

A.    Lemang

Lemang merupakan makanan tradisional yang dibuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dalam bambu muda. Bahan utamanya adalah beras ketan putih, santan kelapa, daun pandan dan sedikit garam. Beras ketan dicuci hingga bersih dan dimasukkan ke dalam bambu mudah yang terlebih dahulu dilapisi dengan daun pisang kemudian baru dituangkan santan keberasnya dan dibakar dengan bara api, dijaga jangan sampai ruas bambu terbakar.


B.     Tapai

Tapai adalah makanan tradisional yang terbuat dari bahan pangan berkarbohidrat yang di fermentasi dengan menggunakan ragi. Namun tapai yang digunakan dalam tradisi lemang tapai adalah tapi yang terbuat dari beras ketan hitam. Beras ketan dicuci bersih dan direndam selama satu malam kemudian dikukus dan didiamkan hingga dingin diatas alas yang dilapisi daun pisang, lalu beri ragi secara merata dan bungkus, diamkan selama 3 hari dalam suhu kamar.


Tradisi Lemang Tapai merupakan salah satu tradisi unik yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. khusunya di Daerah Masat. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi hingga sampai sekarang. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap malam kamis atau rabu malam dan digunakan sebagai ajang pencarian jodoh diantara para pemuda Suku Serawai. Melalui perantara jual beli lemang dan tapai.

Sebelum malam kamis atau rabu malam masyarakat akan mulai membuat lemang dan tapai. Kemudian pada malam tradisi berlangsung masyarakat akan menjualnya. Pada saat jual beli inilah nantinya akan terjadi komunikasi diantara para bujang dan gadis (laki-laki dan perempuan yang belum menikah). Jika pada tradisi tersebut mereka merasa cocok dan tertarik antara satu sama lain maka mereka akan berlanjut sampai ke jenjang pernikahan.

Tapi sebelum menuju ke jenjang pernikahan, apabila bujang ini berkenalan dengan si gadis, bujang harus kerumah si gadis, bujang harus merayu orangtuanya dengan bahasa yang halus “menjaga perembak”  dan harus merendahkan diri. Apabila bujang sudah mendapatkan hati sang orang tua, maka orang tua tersebut akan “membangunkan” anak gadisnya, yang biasanya sudah terlebih dahulu mengintip di balik kain pintu atau gorden. Gadis akan segera keluar apabila dia ada hati dengan tamunya, tetapi apabila si gadis tidak tertarik pada si bujang maka si gadis tidak akan keluar dari kamarnya. Maka pada malam itu apabila mereka setuju akan melanjutkan hubungan mereka hingga kepelaminan.

Namun, kini akibat dari kemajuan teknologi perlahan tradisi lemang tapai malam kamisan ini mulai pudar. Hal ini dikarenakan banyak para bujang dan gadis lebih memilih berkenalaan lewat HP.

Menyikapi hal tersebut sebagai bentuk pelestarian dari tradisi ini pemerintah dan masyarakat melaksanakan tradisini ini pada acara-acara tertentu, seperti dalam acara ulang tahun daerah dan  selain itu masyarakat tidak hanya menghidangkan lemang dan tapai dalam tradisi lemang tapai malam kamisan saja. Namun bisa juga pada tradisi-tradisi lain seperti pernikahan, aqiqah, acara ulang tahun daerah bahkan sering pula dipamerkan pada acara-acara bazar. 


Penutup:

A. Kesimpulan

Tradisi lemang tapai merupakan salah satu tradisi unik masyarakat Suku Serawai  yang ada di daerah Bengkulu selatan khususnya Daerah Masat. Tradisi ini dilaksanakan setiap malam kamis atau rabu malam dan dijadikan ajang pencarian jodoh bagi para bujang dan gadis melalui perantara jual beli yang nantinya akan menimbulkan komunikasi antara bujang dan gadis jika cocok daan tertarik bahkan bisa berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Lemang merupakan makanan tradisional dari Bengkulu Selatan yang terbuat dari beras ketan yang dimasak didalam bambu yang telah di lapisi daun pisang dan dibakar di dalam bara api. Sedangkan tapai merupakan hasil fermentasi dari beras ketan hitam.

B.  Saran

            Ada banyak sekali tradisi di Indonesia khususnya Daerah Bengkulu. Tradisi merupakan salah satu kekayaan budaya yang patut kita lestarikan agar budaya tersebut tidak luntur di makan zaman dan perkembangan teknologi yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takbir Keliling Malam Lebaran di Lempuing, Kota Bengkulu

Kegiatan Beradat Kaum Masyarakat Desa Pernyah Kabupaten Mukomuko

Tradisi PANTAUAN (Adat Pasemah) di Desa Lubuk Tabun, Kec. Tanjung Sakti Pumi, Kab.LAHAT