TARI PERSEMBAHAN “SEKAPUR SIRIH” KOTA BENGKULU

Penulis : Tiara Jewingga Dipa (E1D021019)




Pendahuluan

​Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik tari persembahan “Sekapur Sirih” Kota Bengkulu. Tari Persembahan merupakan salah satu tarian yang menjadi ciri khas tarian identik dengan pengajuan tepak sirih kepada orang atau tamu agung untuk memakan sirih yang diberikan. Beranjak dari proses tarian ini diciptakan, yang akan diekspresikan kedalam gerak dan simbol lainnya yang penuh makna. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dari simbol-simbol komunikasi yang terdapat dalam tari persembahan “sekapur sirih”. Dalam penelitian ini menggunakan teori semiotik yang terbagi ke dalam tiga elemen utama, yakni tanda (sign), acuan tanda (object), dan pengguna tanda (interpretant). Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, jenis data yang digunakan data primer yang diperoleh dari observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, makalah dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada tari persembahan yang menggambarkan pada saat penari menyuguhkan sirih kepada tamu agung yang datang simbol-simbolnya dapat dilihat dalam property tari yang digunakan penari dan rangkaian gerak yang terdiri dari gerakan mengambil cerano, gerakan sembah tari, gerakan sembah tamu, penyerahan sirih dan gerakan memutar. Dan sirih yang dimaknai dengan memberikan salam untuk menghormati tamu agung atau besar yang datang. 




Pembahasan

Sejarah tari sekapur sirih (tari persembahan)

Menurut sejarahnya, Tari Sekapur Sirih pertama kali diciptakan oleh salah satu seniman yang cukup terkenal di Jambi, bernama Firdaus Chatap. Kemudian tarian ini diperkenalkan kepada masyarakat luas tahun 1962. Karena pada saat itu masih merupakan gerakan dasar, beberapa seniman mulai mengembangkan tarian ini. Dengan mengkolaborasikan dengan iringan musik dan lagu, sehingga membuatnya semakin menarik dan semakin populer dikalangan masyarakat.

Fungsi dan makna tari sekapur sirih (tari persembahan)

Tari Sekapur Sirih ini difungsikan sebagai tarian selamat datang untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke sana. Tarian ini dimaknai sebagai sikap keterbukaan masyarakat dalam menyambut para tamu yang datang ke sana. Selain itu, Tari Sekapur Sirih juga dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat dalam menyambut para tamu tersebut. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal

Tata cara penampilan tari sekapur sirih (tari persembahan)

Pada sebuah pertunjukan tari sekapur sirih ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, seperti kostum, musik, properti dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa eleman yang wajib diperhatikan sebelum pementasan tarian, yaitu:

➢ Pertunjukan Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih umumnya ditampilkan oleh para penari wanita, namun ada juga yang menambahkan penari pria sebagai penari pendukung. Untuk jumlah penari pada biasanya terdiri dari 9 penari wanita dan 3 penari pria. Para penari pria ini biasanya berperan sebagai pengawal dan pembawa payung. Sedangkan penari wanita berperan sebagai penari utamanya.

Gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan yang lemah lembut dari para penari. Gerakan dalam tarian ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, bersolek, dan gerakan berputar. Sedangkan untuk pola lantai yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.

Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah proses penyambutannya yang dikemas dalam tarian. Di akhir tarian biasanya para penari akan menyuguhkan cerano berisi sekapur sirih kepada tamu terhormat dan meminta mereka untuk mencicipinya. Hal ini dilakukan sebagai symbol atau bukti bahwa para tamu tersebut menerima sambutan selamat datang dari masyarakat.

➢ Pengiring Tari Sekapur Sirih

Dalam pertunjukan Tari Sekapur Sirih biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional seperti gambus, rebana, biola, gendang, gong, serta kordeon. Musik tradisional tersebut dimainkan secara apik oleh para pengiring dengan irama melayu yang khas, sesuai dengan lagu daerah yang dinyanyikan. Selain sebagai pengiring, alunan musik tersebut biasanya menjadi acuan untuk para penari dalam melakukan gerakan dan menentukan perubahan geraknya.

➢ Kostum Tari Sekapur Sirih

tepak sirih, salah satu properti yang di pakai dalam Tari Sekapur Sirih

Kostum yang digunakan para penari dalam Tari Sekapur Sirih ini biasanya adalah busana tradisional. Busana tersebut biasanya terdiri dari baju kurung dan kain songket khas Jambi. Pada bagian kepala penari biasanya menggunakan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan kembang goyang. Sedangkan untuk aksesoris biasanya terdiri dari teratai, pending, gelang dan selendang yang digunakan untuk menari. Propetri yang digunakan pada Tari Sekapur Sirih adalah cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris

Perkembangan Tari Sekapur Sirih

Dalam perkembangannya, Tari Sekapur Sirih masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditampilkan dalam setiap pertunjukannya agar telihat menarik, tetapi tidak meninggalkan ciri khas serta keasliannya. Tarian ini juga masih sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu penting di Jambi. Walaupun sebenarnya di Jambi masih ada beberapa jenis tarian penyambutan lainnya, tetapi Tari Sekapur Sirih masih tetap menjadi tarian utama karena nilai-nilai dan filosofi yang ada didalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takbir Keliling Malam Lebaran di Lempuing, Kota Bengkulu

Kegiatan Beradat Kaum Masyarakat Desa Pernyah Kabupaten Mukomuko

Tradisi PANTAUAN (Adat Pasemah) di Desa Lubuk Tabun, Kec. Tanjung Sakti Pumi, Kab.LAHAT